Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Akhir 2022 lalu, personel Brimob Polda Kaltim yang ditugaskan dalam Operasi Damai Cartenz di Papua ikut terlibat dalam pengamanan pemulangan sekitar 500 pengungsi Distrik Kiwirok akibat gangguan kelompok kriminal bersenjata.
Diketahui, gangguan keamanan itu terjadi tanggal 21 September 2021 lalu, setelah kelompok bersenjata menyerang tenaga kesehatan. KKB pimpinan Lamek Taplo juga membakar sejumlah fasilitas umum yang ada di Kiwirok di antaranya puskesmas, pasar dan fasilitas lainnya.
Akibat kejadian itu, dari total sembilan kampung ada tujuh kampung di Kiwirok yang kosong tanpa penghuni. Semua warga mengungsi ke Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
"Yang di Oksibil ini kemarin kita data ada kurang lebih 500 pengungsi. Kemudian kita bantu pengamanan kepulangan mereka pada akhir tahun 2022 kemarin," kata Bharatu Yustifhar Olga Kuncahyo, salah satu personel Brimob Polda Kaltim yang ditugaskan dalam Operasi Damai Cartenz ketika ditemui, Sabtu (21/1/2023).
Awalnya para pengungsi, lanjut Yustifhar, enggan untuk kemabali ke kampungnya masing-masing. Mereka mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi di kampung. Rumah, fasilitas kesehatan, sekolah, dan fasilitas lainnya telah ludes di bakar.
Negosiasi pun bejalan cukup alot, melibatkan juga unsur Forkopimda yang di sana. Warga akhirnya mau kembali ke kampungnya dengan syarat bandar udara Kiwirok dioperasikan, sehingga penerbangan sipil dapat kembali normal.
"Bandara itu sejak tahun 2021 hingga akhir 2022 berhenti beroperasi. Setelah disepakati, akhirnya bandara kembali dioperasikan kembali. Sehingga penerbangan sipil dapat kembali normal," ungkapnya.
Setelah persyaratan dipenuhi, pengungsi pun dipulangkan lewat jalur darat. Untuk memastikan keamanan, sepanjang jalur dijaga ketat para personel Brimob.
"Sepanjang jalur dari Oksibil itu kita isi personel. Bahkan kita nginap empat hari empat malam di jalan. Kita pastikan dan menjamin keamanan para pengungsi ini. Setelah semua pengungsi dipulangkan, kami kembali ke pos," tuturnya.
Beberapa hari setelah itu, personel Brimob Kaltim mendapat informasi jika terjadi pembantaian terhadap tukang ojek oleh kelompok kriminal bersenjata di Distrik Oksem, Pegunungan Bintang. Ada tiga korban meninggal dan tiga korban selamat dari aksi tak manusiawi tersebut.
Mendapat informasi itu, pasukan Operasi Damai Cartenz melakukan koordinasi. Selanjutnya ke TKP membawa dua tim. "Kita bawa dua tim ke sana, satu tim diisi sembilan personel, rata-rata Brimob Kaltim. Sampai di TKP kita cari dan kumpulkan korban di jalan raya," ucap Danki Gas Damai Cartenz, Iptu Dwi Prasetyo.
Selanjutnya korban dievakuasi menggunakan kendaraan roda dua, karena tidak ada jalur untuk roda empat. "Kita pinjam motor tukang ojek di sana. Jenazah korban itu kita pangku selama kurang lebih 40 menit, kaki itu sampai keram semua," aku Iptu Dwi.
Usai melakukan evakuasi tersebut, Iptu Dwi dan para personel lainnya kembali ke Pos Serambakon. Mereka beristirahat untuk selanjutnya persiapan pulang ke Kaltim, karena masa tugas mereka segera berakhir.
"Saat mau balik ke Kaltim kami dihantar oleh sebagian besar masyarakat di sana dengan airmata. Mereka merasakan keberadaan kami yang membawa kenyamanan bagi mereka saat melaksanakan aktivitas di tengah ancaman kelompok-kelompok yang tidak bertanggungjawab," pungkasnya. (an)