Kaltimkita.com, JAKARTA - Pedagang beras mengeluhkan kenaikan harga itu yang sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Pedagang pun sampai disemprot emak-emak karena hal ini.
Pedagang beras bernama Yanto mengatakan kenaikan harga beras membuat penjualannya menurun. Pelanggan disebut jadi mengurangi pembelian karena adanya kenaikan harga.
“(Penghasilannya turun) lumayan. Pembeli datang biasa Cuma pembeliannya agak kurang. Misalnya dulu belinya 6 liter, sekarang 4 liter,” kata Yanto saat berbincang dengan detikcom di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (5/2/2023).
Di agen beras Yanto, saat ini beras paling murah dijual dengan harga Rp 9.000/liter untuk jenis Ramos Cianjur Wangi dan Rojo Lele sedang. Sementara beras Cianjur dijual dengan harga Rp 9.500/liter, Ramos Medan Rp 10.000/liter dan Koki Rp 10.500/liter.
“Beras polos yang 8.000 udah nggak jual. Dulu ada yang Rp 8.000/liter sekarang sudah nggak jual karena mahal, kualitasnya jelek berasnya kuning,” jelasnya.
Anto menyebut beberapa jenis beras tersebut tidak dinaikkan harganya karena biasa dibeli oleh kalangan menengah bawah. Jika harganya dinaikkan, katanya, emak-emak pada komplain dan kabur ke toko sebelah.
“Kalau itu dinaikkan, emak-emak komplain, pada kabur karena yang beli kebanyakan orang miskin,” tuturnya.
Harga beras yang naik seperti jenis IR 42/Pera Super dan Pandan Wangi Cianjur menjadi Rp 13.000/liter, Pandan Wangi Cilamaya Rp 12.000/liter, Petruk Super Rp 11.000/liter, dan Pandan Wangi Spesial Rp 15.000/liter.
Kenaikan harga beras juga dikeluhkan para pedagang di pasar Jombang, Tangerang Selatan. Pedagang beras bernama Lukman mengaku penjualannya menurun karena adanya kenaikan harga.
“Karena beras bahan pokok utama jadi walaupun naik juga pada beli, tapi belinya itu memang jadi berkurang pelanggan-pelanggan saya,” bebernya. (det/bie)