KaltimKita.com, SANGATTA – Meraih kemenangan bagi pasangan nomor urut 1 calon bupati Kutai Timur H. Mahyunadi, SE., M.Si dan calon Wakil Bupati Kutai Timur H. Lulu Kinsu tidak hanya sebatas berjuang, bergerak, sosialisasi kampanye terbuka tertutup dengan pembatasan masyarakat yang hadir untuk tetap mengedepankan standar protokol kesehatan pada masa epidemi covid-19, bertebaran spanduknya yang terpasang, pendistribusian kalender, stiker, brosur visi-misi kedua pasangan.
Bagi kedua pasangan figur cabup/cawabup Kutim MaKin mengungkapkan semua indikator di atas dalam meraih harapan bersama dengan kemenangan Mahyunadi-Lulu Kinsu tidak akan berarti apa-apa bahkan bisa saja tidak mulus jalannya apabila niatan, tanpa mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.
Kemenangan MaKin kian didoakan para santri bersama masyarakat
“Di luar pilkada sekalipun saya merintis membesarkan usaha kepemilikan SPBU hingga sukses begitu juga dengan cabup saya Mahyunadi senantiasa dilancarkan karier politiknya Insya Allah tidak akan lalai menunaikan kewajiban sebagai umat muslim maupun non muslim semua sama diwajibkan taat beribadah, berdoa, membaca ayat – ayat suci Al-quran, berpuasa, berzakat, berinfaq, sedekah, umroh atau menunaikan ibadah haji bagi yang mampu serta mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang tertulis dalam Qura’an begitu juga sebaliknya dengan non muslim melaksanakan ajaran dengan caranya masing-masing,” jelas cawabup MaKin Kutim, Lulu Kinsu.
Dengan terus mengingat sang pencipta “Allah SWT” mencintai Nabi Muhammad SAW Insya Allah hati bersih, pikiran jernih tidak menyimpang apalagi menyalahgunakan kewenangan sebagai pasangan bupati dan wabup. “Terus kedepankan urusan akhirat amal dan ibadah, jangan sampai kepentingan dunia mengalahkan kepentingan ibadah kepada Allah SWT jadikanlah agama sebagai benteng dan pondasi agar terhindar dari dosa ,” ulasnya.
Dengan keimanan ketaqwaan tentunya jika pemimpin berakhlak, bermental baik dan bersih drinya takut menyalahgunakan jabatan, Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) karena senantiasa mengingat Allah SWT takut akan pertanggungjawabannya kelak terlebih adzab siksa api neraka “Naudzubillah Min Dzalik’di dunia mungkin dapat terhindar dari jeratan hukum tapi kelak saat nantinya tutup usia kesempurnaan hukum kekal, berkeadilan seadilnya-adilnya tanpa tebang pilih malaikat kiri dan kanan akan mencatat akan kebaikan, keburukan semua organ manusia akan berbicara di hadapan hakim berhati bersih, tegaknya kesempurnaan proses hukum dengan sanksi hukum yang tidak bisa ditawar-tawar, sempurna hakim persidangan yang hakiki karena kesempurnaan milik Allah SWT, jika tidak bersalah taat menunaikan mengamalkan semua ajaran sudah tentu hadiah diberikan kebebasan selama-lama menuju surga akhirat, yang bersalah kekal abadi dalam api neraka.
Artinya bagi Mahyunadi-Lulu Kinsu dengan mengisi nuansa religi Islami keduanya terus belajar-belajar agar senantiasa amanah mendekati kesempurnaan. “Jabatan Bupati, Wabup penuh konsukuensinya dan penuh pertanggungjawaban karena pada makna dan ajaran Islam dalam kandungan Quran resapi dalami bagaimana menjadi pemimpin (imam) yang baik menurut anjuran agama. Pemimpin jemaah musala masjid namanya imam, kepala rumah tangga disebut imam, imamnya warga di masing-masing lingkungan disebut ketua RT, imamnya warga desa disebut kades, imamnya warga membawahi segenap desanya disebut camat, imamnya para anggota dewan ketua DPRD, imamnya masyarakat kabupaten disebut bupati, imamnya warga perkotaan namanya wali kota, imamnya dalam arti luas provinsi di sebut gubenur, imamnya masyarakat ibu kota “nasional” disebut presiden RI maknai istilah itu secara benar istilah imam.
“Itu tadi saya sedikit memberikan gambaran agar Insya Allah senantiasa lurus, bersih dalam menakhodai Kutim bersama Mahyunadi, pengajian yang sejak lama MaKin lakukan meminta ridho-Nya bersama nurani masyarakat Kutim untuk dapat duduk sebagai bupati dan wabup Kutim priode 2021-2024. (tim)