Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Untuk kesekian kalinya, tergedi maut kecelakaan beruntun yang terus memakan korban jiwa kembali terjadi di traffic light, simpang lima Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ya, tabrakan beruntun yang kembali memakan korban jiwa di turunan Rapak di mana kali ini dengan jumlah korban cukup besar yakni 4 korban dinyatakan meninggal dunia dan 1 kritis. Tragedi maut di Rapak yang terjadi pada Jumat (21/1/2022) sekira pukul 06.25 tersebut, sontak menjadi sorotan media nasional bahkan memuncaki trending topic di twitter.
Tragedi maut yang terjadi berulang-ulang di turunan Muara Rapak ini pun mendapat reaksi dari tokoh agama di Balikpapan. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan, H. Muhammad Muslikh, S.Pdi menegaskan, jika sudah seharusnya sejak jauh-jauh hari kendaraan-kendaraan bermuatan berat seperti truk tronton dilarang melintas di jalan tersebut.
“Kan, peristiwa seperti ini (tabrakan beruntun) yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa sudah sering terjadi di turunan Rapak ini, seharusnya pemerintah jeli, artinya kendaraan besar sejenis tronton apalagi bermuatan berat dan sejenisnya dilarang saja melintasi jalan ini,” terang Ustadz Muslikh, kepada Kaltimkita.com, Jumat (21/1/2022).
Bukannya tanpa alasan, pengasuh Pondok Pesantren Alhamidiyah ini berharap kepada pemerintah agar jalur tersebut tidak lagi dialui kendaraan besar. Pasalnya menurut ustadz yang juga Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Balikpapan tersebut, kawasan turunan Muara Rapak padat pengendara setiap saat.
“Kawasan ini (turunan Muara Rapak) juga padat pengendara setiap saat yang datang dari berbagai arah, apalagi jalannya turunan tajam begitu, jadi memang sangat berbahaya, setiap hari banyak jiwa terancam,” ungkapnya.
Menurut ustadz Muslikh yang juga ketua Ketua umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kota Balikpapan ini, sebagai warga Balikpapan yang juga kerap melintas di kawasan tersebut, dirinya berharap pemerintah melalui dinas perhubungan, berkaca pada tragedi maut Jumat pagi, bisa segera mengevaluasi sehingga kendaraan seperti truk tronton tidak melintasi di jalan tersebut.
“(Mungkin solusinya) Bisa dengan pengalihan kendaraan besar ke jalur lain. Bisa juga bangun flyover seperti yang telah lama diwacanakan pemerintah. Hal tersebut supaya kejadian tabrakan beruntun yang kerap memakan korban jiwa ini tidak terjadi lagi dan lagi di perlimaan Rapak ini. Kami mohon kondisi ini disikapi serius dan benar-benar direalisasikan pemeritah, jangan sampai jatuh korban lagi,” tandas ustadz Muslikh. (bie)