Oleh : Dr. Isradi Zainal
Rektor Uniba-Sekjen FDTI-Wakil Ketua BKM Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Perguruan tinggi merupakan center of excelent (pusat ilmu pengetahuan dan teknologi) dan merupakan bagian terpenting dalam sinergi n-helix (triple helix, quadraple helix, pentahelix, dll).
Perguruan tinggi memiliki sumber daya manusia dan sejumlah hal yang mampu menghasilkan inovasi di berbagai bidang yang bisa membantu pemerintah dan industri dalam menjawab tantangan dan kebutuhan. Peran tri dharma perguruan tinggi juga menuntut kampus untuk senantiasa melakukan pendidikan, pengajaran, penelitian dan Pengabdian masyarakat untuk Indonesia maju, tumbuh dan tangguh.
Munculnya konsep n-helix didasarkan pada tuntutan jaman dan industri yang terus berkembang yang diawali dengan konsep triple helix yang muncul karena adanya kebutuhan interaksi antara kampus, pemerintah dan industri yang semakin erat. Konsep Triple helix pertama kali diperkenalkan oleh Henry Etkowits dan Loet laydessdorf (1995).
Konsep ini lalu dikembangkan oleh Gibbons at al dalam the New Production of Knowledge dan Nowonty at al dalam Rethinking Sciences. Etkowits (2007) menyatakan dalam karya ilmiahnya The Triple Helix Model of Innovation and Motivation: University is not only critical to the commercial transformation of knowledge, but also to create space for knowledge, assembling and innovation. Konsep triple helix banyak dipakai di negara maju dalam perkembangan science dan teknologi melalui kerjasama univeritas dan pemerintah dan industri untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Untuk konteks Indonesia, sinergy antara Perguruan tinggi dengan pemerintah, industri/bisnis dan masyarakat telah banyak dilakukan. Sinergi antara kampus dan pemerintah dilakukan dengan memberi solusi terhadap apa yang menjadi masalah pemerintah dan industri setidaknya memikirkan dan memecahkan secara bersama sama baik melalui kajian, riset, dll.
Salah satu contoh konkrit peran perguruan tinggi dalam sinergy nhelix adalah saat sejumlah perguruan tinggi yang tergabung dalam Forum Dekan Teknik Indonesia (FDTI) secara bersama sama dengan pemerintah melakukan kajian dan aksi nyata untuk menangani Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya.
Dalam kaitannya dengan sinergy n-helix, Prof Nizam Dirjen Dikti menyatakan bahwa Perguruan tinggi sebagai mata air bagi pemerintah, industri, dunia usaha, masyarakat dan media, dan harus mampu mendisrupsi diri dan menyiapkan mahasiswa sebagai pembelajar sepanjang hayat yang responsif dan adaftif terhadap perubahan zaman. Caranya adalah dengan melakukan link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja melalui sinergi dalam penyusunan kurikulum pembelajaran.
Peran Perguruan tinggi dalam sinergy n-helix adalah sebagai motor penggerak dalam mewujudkan inovasi dan pengembangan industri. Perguruan tinggi merupakan agent of change. Untuk itu kampus dengan segala keunggulannya haruslah bersinergy dengan industri, pemerintah, masyarakat dan media untuk menghasilkan inovasi baru demi mewujudkan Indonesia yang inovatif, tumbuh, tangguh dsn Bermartabat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran perguruan tinggi dalam sinergi nhelix adalah sebagai pemberi solusi, mata air keberlangsungan program dan usaha, serta sebagai motor penggerak dalam mewujudkan apa yang menjadi harapan bagi pemerintah, industri dan masyarakat.
Sebaliknya pemerintah, industri, masyarakat dan media harus mendukung perguruan tinggi untuk melakukan inovasi dan strategi dalam mewujudkan harapan semua pihak melalui sinergi dalam ekosistem nhelix. (*)