Tulis & Tekan Enter
images

M Abduh pengusaha penggemukan sapi BK Farm yang terletak di Jalan Indrakila Kampung Timur Balikpapan.

Virus PMK, Pengusaha Penggemukan Sapi di Balikpapan Merugi Ratusan Juta

KaltimKita.com, BALIKPAPAN- Belakang ini tengah ramai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan peliharaan sapi hampir sebagian Pulau Jawa. Penyakit hewan tersebut turut berdampak bagi pengusaha penggemukan sapi di Balikpapan. Salah satunya BK Farm yang diklaim merasakan dampak dari wabah PMK. Muhammad Abduh Kuddu pemilik BK Farm mengaku rugi hingga ratusan juta rupiah. Lantaran pemerintah tengah menyetop sementara distribusi sapi dari Jawa ke Kalimantan Timur.

"Wabahnya berasal dari Jawa Timur namun kami mengambil dari Jawa Tengah, tapi untuk sementara tidak bisa distribusi sapi menuju ke Balikpapan. Kerugian bisa sampai ratusan juta, gak usah banyak-banyak sapi 30 ekor saja sudah dikali sudah Rp 15 juta dan sampai kapan belum tahu,” tutur.

Adanya penutupan distribusi sapi dari Jawa tersebut membuat Abduh sementara tidak membeli sapi untuk penggemukan sampai batas waktu yang tidak menentu.

"Penutupan itu belum jelas sampai kapan saya tanya petugas katanya masih menunggu dari pemerintah pusat,” paparnya.

Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan pun turut memeriksa sapi milik Abduh. Sebanyak 30 ekor sapi premium miliknya yang masuk program penggemukan tidak luput dari pemeriksaan petugas.

"Mereka khawatir bahwa wabah itu sampai ke Balikpapan,” terang Abduh.

Dari hasil pemeriksaan sementara seluruh sapinya tidak ditemukan ada tanda-tanda fisik terserang PMK. Meski begitu pihak petugas juga mengambil sampel untuk kemudian diteliti lebih lanjut.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala DP3 Kota Balikpapan Heria Prisni mengatakan, pihak DPR telah melakukan langkah antisipatif terhadap bahaya penularan PMK pada hewan sapi. Dia menyebut pihaknya telah mendapat arahan untuk menutup sementara jalur distribusi sapi maupun kambing dari luar daerah yang berlaku sejak Senin (9/5/2022).

"Dari Gorontalo juga ditutup. Kita (Balikpapan) kan bukan daerah penghasil (sapi), khawatir kalau ternak dari sana ada yang tertular. Jadi masih ditutup semua," timpal Heria saat dikonfirmasi.

Ditanya sampai kapan penutupan jalur masuk hewan ternak ini, Heria juga tidak dapat memastikan. Selain itu, pemeriksaan terhadap hewan ternak juga dilakukan di semua daerah, bersama petugas Balai Veteriner Banjarbaru. Pemeriksaan yang ditujukan sebagai deteksi dini penularan PMK itu mengambil sampel darah ternak untuk kemudian diuji di laboratorium.

"Ada 1.100 sapi dari seluruh peternak kita ambil sampel. Ini petugas kami masih di lapangan mengambil sampel untuk selanjutnya dikirim ke lab. Hasilnya kemungkinan seminggu baru diketahui," paparnya.

Virus ini menyebabkan risiko kematian hewan ternak tinggi. Meski tidak berisiko terhadap manusia apabila dikonsumsi dengan pengolahan yang benar, wabah PMK tentu berdampak kerugian bagi peternak.

"Sapi (ternak) bisa mati tiba-tiba kalau tertular, kasihan peternak kita kalau begitu. Sebenarnya kalau untuk dikonsumsi manusia, asalkan ternaknya dimasak dengan benar masih aman," ujar Heria.

Untuk itu, dia mengingatkan kepada peternak agar meningkatkan perhatian terhadap kondisi kesehatan hewan-hewan ternaknya. Apabila menemukan indikasi ternak dalam kondisi tidak biasa agar segera melapor kepada pihaknya untuk segera dilakukan penanganan.

"Gejalanya biasa ternak mengalami demam, tapi itu juga belum tentu. Makanya kalau ada laporan dari peternak nanti kita lakukan pemeriksaan dan memberi asupan vitamin," paparnya. (dil)


TAG

Tinggalkan Komentar