KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Seorang pekerja perempuan berinisial YN (22) diduga jadi korban penganiayaan tenaga kerja asing (TKA) di proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina Balikpapan. Korban YN bekerja sebagai documen control pada salah satu kontraktor di proyek RDMP Pertamina Balikpapan.
Melalui keterangan saksi, Sugeng (43), aksi penganiayaan, dilakukan pada Jumat (18/3) sore, sekira pukul 17.00 Wita. YN mendapatkan intimidasi dan penganiayaan dari atasannya berinisial P yang merupakan WNA asal Korea Selatan.
YN mendapat pukulan di bagian kepala menggunakan handy talky (HT). Selain itu juga ada pukulan pada bagian belakang dan kaki sehingga membuat lebam.
Sugeng menjelaskan, peristiwa penganiayaan terjadi pada saat korban menunggu jam pulang kerja. Korban YN dibentak dan diteriaki lalu dilempar batu.
“P lalu mengejar dan mencekik dan memukul kepala YN dengan HT,” kata Sugeng kepada awak media di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Balikpapan Senin (21/3/2022) kemarin.
Kemudian korban bersama Sugeng melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Balikpapan untuk proses hukum. "Sudah ada mediasi tapi proses hukum tetap berjalan,"kata Sugeng.
Rupanya, kasus berlanjut. Pada Senin (21/3) pagi, Sugeng diminta YN untuk datang ke rumah. YN didatangai dua WNA dan satu pekerja lokal. Dalam percakapan telpon, YN mengaku takut karena didatangi dua tiga orang tersebut.
YN, oleh tiga orang tersebut ternyata diminta untuk menandatangani surat bermaterai. “Saya tidak tahu isinya. Lalu saya diseret ke luar oleh P, karena merasa sudah tidak kondusif, saya meminta teman saya menelpon Polisi," jelasnya.
Sugeng lalu dipiting dibenturkan ke tembok rumah oleh P hingga luka. Karena ada aksi tarik menarik, Sugeng mengalami luka cakar di tangan kiri. “Saya juga membuat laporan ke polisi atas kejadian ini,"tuturnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, Kompol Rengga Puspo Saputro mengaku masih mempelejari laporan yang masuk. "Masih dipelajari, nanti saja (keterangannya)," ujar Reskrim Polresta Balikpapan, Kompol Rengga Puspo Saputro. (an)