Kaltimkita.com, #SOS-29122021- Dan, timnas Indonesia harus mengakui kehebatan Thailand pada leg 1 final AFF Suzuki Cup yang digelar di National Stadium Kallang, Singapura. War Elephant julukan Thailand menang empat gol tanpa balas atas Garuda Nusantara via dua gol Nay Chanathip menit 2 dan 52 serta gol sumbangan Suphacok Sarachat 68 dan Bordin Phala 83.
Jujur, harus diakui Indonesia kalah kelas dari Thailand. Mulai dari kematangan bermain, teknik, stamina, sampai mental semua milik Thailand. Statistik bisa dijadikan rujukan. Penguasaan bola Thailand unggul 67% berbanding 33%. Peluang, Thailand punya 19 dengan 9 on target. Indonesia hanya 4 dengan 1 on target. Operan 536 untuk Thailand, Indonesia hanya 266. Akurasi operan Thailand 85% dan Indonesia 72%. Indonesia hanya unggul jumlah pelanggaran 22 kali berbanding 14.
Jadi, kekalahan dari Thailand bukan aib yang harus diratapi. Tidak juga perlu menghujat dan memaki pemain karena memang secara peringkat saat ini kita satu level di bawah Thailand. Dari sisi usia misalnya, Thailand sudah sangat matang dengan rata-rata 27,10 tahun. Usia emas pesepakbola.
Sementara rata-rata usia Garuda Indonesia 23,8 tahun. Artinya, Asnawi cs butuh waktu 4 tahun untuk bisa matang seperti Thailand.
Kekalahan timnas tak perlu disesali berlebihan. Tapi, harus diambil banyak pelajaran. Bahwa untuk membentuk tim yang tangguh tidak bisa instan, tapi harus melalui proses yang terstuktur, sistemik, dan benar. Saat ini, timnas di bawah Shin Tae Yong sedang membangun pondasi baru yang kokoh agar 3-4 tahun kedepan bisa dibangun rumah prestasi yang indah. Kita harus membuka mata, jangan fanatik buta bahwa negara tetangga sudah semakin maju sepakbolanya. Mereka membangunnya dengan pembinaan yang benar dan kompetisi yang sehat. Sejatinya, lolos ke final sudah prestasi buat timnas. Maklum, dari awal Indonesia memang bukan unggulan.
Leg 2 harus dijadikan medium untuk memperbaiki kesalahan. Untuk juara sulit, tapi buat memperbaiki penampilan agar lebih bagus dari leg 2 masih bisa. Tetap semangat dan jangan putus asa. (*/bie)