KaltimKita.com, JAKARTA – Sejak dimulainya vaksinasi Covid-19 pada 13 Januari 2021 lalu. Hingga saat ini, 1,46 juta tenaga kesehatan telah seluruhnya mendapatkan suntikan pertama vaksin Sinovac. Mereka merupakan kelompok prioritas penerima vaksin karena paling rentan terpapar corona.
Setelah nakes, lansia di atas 60 tahun yang mendapat giliran. Penyuntikan kepada mereka setelah BPOM mengeluarkan emergency use authorization kepada vaksin Sinovac untuk usai di atas 60 tahun.
Beriringan dengan lansia, petugas publik pun menjadi kelompok prioritas vaksin. Jumlah kedua kelompok ini sekitar 38,4 juta orang.
Petugas publik yang sudah mendapat jatah antara lain pedagang, wartawan, dan petugas transportasi umum. Kemudian atlet, polisi, TNI hingga mereka yang bekerja di sektor publiknya disuntik.
Sesuai roadmap yang ada, Minggu (7/3), vaksinasi untuk kelompok ini ditargetkan selesai pada Juni 2021. Vaksin yang digunakan ada dua yakni Sinovac melalui skema COVAX dari GAVI.
Setelah mereka, giliran masyarakat rentan yang menerima vaksin. Masyarakat rentan ini juga tinggal di daerah rentan atau zona merah.
Kelompok yang dinyatakan rentan tertular COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) di luar lansia adalah penderita komorbid atau yang memiliki penyakit bawaan, pekerja sektor informal, anak-anak, hingga penyandang disabilitas, dan penderita HIV positif.
Dari data yang sama, jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk vaksinasi kelompok ini 130 juta dosis. Berarti dengan estimasi setiap vaksinasi membutuhkan 2 dosis, berarti ada 65 juta orang yang disuntik.
Proses penyuntikan untuk kelompok rentan ditargetkan selesai September 2021. Vaksin yang digunakan adalah Sinovac, Novavax, COVAX/GAVI, Pfizer, dan AstraZeneca.
Setelah kelompok rentan, barulah masyarakat umum yang akan menerima vaksin pada September. Total keseluruhan yang menjadi target sekitar 194 juta dosis berarti untuk 97 juta orang.
Ditargetkan proses tersebut selesai pada Maret 2022. Tentu target ini sangat tergantung juga dengan ketersediaan vaksin.
Apabila vaksin lebih cepat datang dan vaksin Merah Putih lebih dahulu diproduksi maka proses akan lebih cepat. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka proses vaksinasi bisa lebih lama dari target.(net/bie)