Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Masyarakat Kutai di Balikpapan menggelar Festival ABADS (Aji Batara Agung Dewa Sakti) di Lapangan Merdeka, Rabu (29/1), dengan tujuan utama untuk memperkenalkan serta melestarikan kekayaan budaya Kutai yang kaya dan beragam.
Festival ini menjadi panggung bagi seni tradisional Kutai, dan diharapkan dapat memperkenalkan identitas budaya lokal kepada masyarakat luas, baik yang berasal dari Kaltim maupun luar daerah.
Ketua Panitia Festival ABADS, Ki Bandai mengungkapkan, bahwa festival ini adalah langkah awal yang signifikan dalam mengenalkan budaya Kutai kepada khalayak umum.
“Kami ingin festival ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam seni budaya Kutai melalui tarian, musik, bela diri, dan yang paling ikonik, Gerakan Seribu Pesapu," kata Ketua Panitia.
Salah satu sorotan utama dalam festival ini adalah Gerakan Seribu Pesapu, di mana ribuan peserta akan mengenakan pesapu atau ikat kepala tradisional khas Kutai.
Pesapu bagi masyarakat Kutai bukan sekadar aksesoris, tetapi simbol kebanggaan dan kehormatan yang memiliki makna mendalam.
“Pesapu ini menandakan martabat dan keagungan, ditempatkan di kepala, berbeda dengan suku lain yang meletakkan atribut di tubuh," jelas Ki Bandai.
Gerakan Seribu Pesapu bukan hanya sekadar atraksi, tetapi juga sebuah simbol yang menggambarkan Kutai sebagai negeri besar dengan warisan sejarah yang panjang.
Panitia berharap kegiatan ini dapat memperkenalkan budaya Kutai secara lebih mendalam kepada publik, sekaligus menegaskan bahwa Kutai bukan hanya sebuah suku, melainkan sebuah kerajaan dengan kebudayaan yang sangat penting untuk dilestarikan.
Festival ABADS juga menampilkan simbol-simbol penting dari Kesultanan Kutai Kartanegara seperti naga dan lembuswana. Naga yang mengelilingi panggung festival, dan lembuswana yang berdiri tegak sebagai simbol keagungan, adalah representasi dari kebesaran dan kemuliaan kerajaan Kutai.
“Simbol-simbol ini lebih dari sekadar dekorasi, mereka adalah cerminan dari sejarah dan budaya Kutai yang harus terus dipelihara,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, bahwa Kutai bukan hanya sekadar suku, tetapi sebuah wilayah dengan warisan budaya yang meliputi daerah yang sangat luas, termasuk Balikpapan. Pemahaman tentang Kutai harus diperluas agar masyarakat semakin mengapresiasi dan menjaga kekayaan budaya ini.
“Kutai memiliki sejarah yang sangat kaya dan luas, termasuk banyak daerah di Kaltim yang perlu dipahami lebih dalam oleh masyarakat,” tambahnya.
Festival ABADS ini juga merupakan bagian dari upaya masyarakat Kutai untuk merayakan dan menjaga identitas budaya mereka, bukan hanya di Balikpapan, tetapi juga di seluruh wilayah Kutai.
Ke depan, panitia berharap festival ini dapat menjadi agenda tahunan yang terus berkembang, dengan melibatkan lebih banyak elemen budaya dan kegiatan seperti ritual tradisional serta acara budaya lainnya, termasuk event “Plus Benua” yang akan datang.
“Festival ABADS bukan sekadar perayaan seni dan budaya, tetapi juga komitmen masyarakat Kutai untuk menjaga dan melestarikan identitas budaya mereka, terutama dalam menghadapi tantangan modernisasi," pungkasnya. (rie)