KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Rektor Universitas Balikpapan Dr Isradi Zainal mengecam perusahaan utamanya bergerak di bidang tambang, yang tidak membagikan dana Coorporate Social Responbility (CSR) ke Kaltim.
Ya, baru-baru ini Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengeluhkan salah satu perusahaan tambang ternama yang justru dana CSR pendidikan nya diberikan ke pulau jawa. Diserahkan ke beberapa kampus ternama seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung hingga Universitas Gajah Mada. Sebaliknya perguruan tinggi di Kaltim, justu tidak mendapatkan apa-apa.
”Saya sebagai Rektor Uniba sangat kecewa dengan informasi itu. Perusahaan yang tidak memperhatikan kaltim, sementara merebut kekayaan di Kaltim, itu adalah salah. Makanya pada forum ini, saya tegaskan itu tidak baik, karena mereka seenaknya merebut kekayaan Kaltim tapi tidak punya andil,“ kata Isradi Zainal dengan nada lantang nya saat membuka acara Indonesian Youth Diplomacy (IYD) Y20 Indonesia 2022 Goes To Campus, Kamis (12/5/2022).
Dalam kegiatan IYD Y20 Indonesia Goes To Campus yang berlangsung di Conference Room Uniba ini turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim Drs Agus Tianur,M.Si Kepala , Anggota DPRD Provinsi Ir.H.Bagus Susetyo,MM serta Ketua Pembina Yapenti DWK Dr.Rendi Susiswo Ismail.
Ia pun meminta semua perusahaan yang mencari keuntungan di Kaltim, untuk mau mempedulikan Kaltim. Tak hanya bidang pendidikan tapi juga bidang lainnya. ”Jangan melupakan perguruan tinggi Kaltim dan pengembangan SDM nya. Sangat ironi hal ini bisa terjadi,“ keluhnya.
Keluhan Isradi berlanjut dalam diskusi ringan di ruangan kerjanya. Budisatrio Djiwandono menambahkan turut sependapat dengan apa yang disampaikan Rektor Uniba.
Menurutnya, sah-sah saja jika dana alokasi CSR diberikan kemana pun dan itu hak perusahaan. Namun, saat ini berbicara azas yang diwariskan melalui pancasila sila kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, rasanya semua harus adil. Terlebih, perusahaan tersebut mencari keuntungan di Kaltim.
“Ada baiknya, perusahaan besar yang berproduksi di Kaltim, dana CSR nya dialokasikan dan diprioritaskan di Kaltim. Terutama berbicara pendidikan dan pengembangan SDM. Karena ini demi masa depan bersama,“ jelasnya.
“Jadi ketika ada perusahaan menikmati sumber daya alam di daerah tersebut. Sudah sangat wajib untuk alokasikan CSR nya ke daerah bersangkutan,“ sambungnya.
Sementara Bagus Susetyo menambahkan selain pajak, kontribusi perusahaan sejatinya memikirkan warga sekitar. Berkaitan dengan akademisi harus diutamakan.
“Jadi sudah sewajarnya ada pemerataan bukan menganaktirikan. Terutama dalam bidang pendidikan dan peningkatan SDM, harus didukung,“ tambah Bagus Susetyo. (and)